Terkait Aksi Demo 1 April 2022, Ketua LMA Papua Minta Generasi Muda Jangan Diberikan Virus Negatif

Terkait Aksi Demo 1 April 2022, Ketua LMA Papua Minta Generasi Muda Jangan Diberikan Virus Negatif

JAKARTA, SAIRERI.COM,- Aksi penolakan Otsus dan Pemekaran di Tanah Papua dengan cara berdemo di sejumlah daerah di Papua, nampaknya turut menjadi perhatian serius Ketua Lembaga Masyarakat Papua, DR. Lenis Kogoya, S.M.Hum.

 

Dirinya meminya para pihak yang senantiasa menyampaikan aspirasi secara terbuka di depan umum agar hendaknya dalam mengumpulkan masa jangan melibatkan generasi muda, khususnya mereka yang ada dalam usia pendidikan, terutama pendidikan SD, SMP dan SMA.

Sebab generasi usia seperti itu adalah generasi yang dipersiapkan dan mempersiapkan diri untuk membangun Papua khususnya dan Indonesia umumnya yang jauh lebih sejahtera kedepannya.

 

“Generasi muda khususnya usia pendidikan SD, SMP dan SMA adalah masa depan Indonesia khusus di Papua. Untuk itu jangan  ada yang mempengaruhi adik-adik ku di SD, SMP dan SMA untuk jadi sesat,” ungkapnya kepada Media Suara Adat.Com, via ponselnya, Kamis, (31/03/22).

 

Dirinya mengajak semua pihak agar generasi muda di Papua dibimbing dan diarahkan untuk melakukan hal-hal positif yang kelak berguna bagi diri sendiri, sesama, Tanah Papua, Bangsa dan Negara Indonesia, terlebih khusus untuk Hormat  dan Kemuliaan NAMA TUHAN.

Terkait dengan penyampaian aspirasi tersebut, dirinya menyampaikan bahwa menyampaikan pendapat di muka umum itu dilindungi undang-undang, hanya saja hendaknya dalam menyampaikan aspirasi jangan sampai terjadi kerusuhan sebagaimana terjadi di Yahukimo.

“Jadilah sosok intelektual dalam menyampaikan aspirasi yang bersifat hal-hal positif dan ilmiah yang tidak berdampak pada hukum,” katanya.

 

Dirinya mengingatkan demikain agar  rakyat Papua tidak menjadi korban jiwa termasuk korban jiwa di pihak TNI/Polri dan pihak TPN/OPM.

 

Berikutnya Tanah Papua adalah tanah zona damai sehingga dirinya mengharapkan agar aksi-aksi demo dan lain sebagainya jangan menggangu masyarakat kampung atau melibatkan masyarakat di kampung-kampung, sebab masyarakat di kampung-kampung hanya fokus untuk berkebun dan mencari nafkah untuk kebutuhan keluarganya termasuk untuk membiayai pendidikan anak-anaknya.

 

“Kalau mau sampaikan aspirasi jangan di kampung-kampung, silakan sampaikan aspirasi di Pemerintah Provinsi Papua atau di Pemerintah Pusat,” tegasnya.

 

Terhadap hal itu, dirinya menghimbau kepada masyarakat agar jangan melakukan aksi melawan pemerintah sebab pemerintah merupakan wakil Allah di dunia, jadi bila kita melawan pemerintah maka sama saja kita melawanTuhan.

 

“Kunci utama adalah  mari kita berdoa dan duduk sama-sama berdiskusi mencari solusi yang terbaik,” pungkasnya.(nls)*

Redaksi Saireri.com

Redaksi Saireri.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *