Jangan Pecah Belah Kami: AMBAI itu kita, bukan Mereka dan AMBAI itu Serui dan Papua dari Sorong-Merauke

Jangan Pecah Belah Kami: AMBAI itu kita, bukan Mereka dan AMBAI itu Serui dan Papua dari Sorong-Merauke

Masyarakat Ambai-Serui bukan beban, bukan penonton. Ambai yang kecil dan Serui pada umumnya bersinar di Papua dan Nasional. Rakyat Ambai dan Serui adalah dinamo dalam pembangunan peradaban Papua. Mari, kita bersatu bangun Papua Barat TANAH leluhur kita. Jangan kita dipecah belah”.

Oleh Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman

Wamena,Saireei.com – Pendeta Petrus Imoliana Menghina dan Melecehkan serta merendahkan martabat masyarakat Ambai-Serui dan Papua.

“Kita tidak perlu urus Ambai. Kita tidak buang waktu untuk membahas Ambai”.

Ambai itu Serui dan Ambai itu Papua. Ambai itu bukan mereka dan Ambai itu kita. Jangan ciptakan dikotomi Ambai-Serui-Papua. Ambai adalah satu kesatuan kultur yang utuh dengan Serui dan Papua. Tidaklah elok dan sangat disayangkan hanya dengan kepentingan politik praktis lima tahun memisahkan Ambai-Serui-Papua.

Dalam kehidupan komunitas Ambai tidak hidup terisolasi dalam interaksi sosial dengan komunitas Serui dan Papua pada umumnya.

Pernyataan ini sangat melukai hati masyarakat Ambai dan Serui. Sepertinya pernyataan ini secara langsung dan juga tidak langsung menolak keberadaan masyarakat Ambai, Serui dan Papua di atas Tanah leluhur kami.

Pernyataan seperti ini sangat menghina dan merendahkan martabat kemanusiaan, keberadaan rakyat Ambai bagian yang utuh dari masyarakat Serui dan Papua.

Pernyataan seperti ini potensi, bibit-bibit atau benih-benih yang memecah belah rakyat Serui dan Papua. Jangan lupa dan abaikan spirit persatuan dari Ambai, Serui dan Papua dari Sorong-Merauke adalah KITA bukan MEREKA.

Memecah belah dan watak rasisme itu terbukti dengan beberapa pernyataan sebagai berikut:

1. Orang-orang gunung disuruh pergi atau pulang ke Pegunungan. Akhirnya, betul-betul orang gunung pergi. Memang kebetulan juga ada pemekaran beberapa provinsi boneka Indonesia.

Pada 23 April 2025, hari ini, masyarakat Pegunungan meminta pamit secara terhormat sebagai orang adat yang tahu adat kepada Saudara-Saudara di Tanah Tabi dengan pesta besar memasak dengan batu yang dipanasi (bakar batu) nilai budaya yang belum dimiliki banyak suku di Papua Barat di planet bumi ini.

2. Serangan rasis terhadap Manawir Semuel Sroyer dan disuruh pulang dari Tabah Tabi ke Biak, Saireri. Walaupun sudah minta maaf, tapi batu yang dilempar tetap ada di dasar laut atau kolam. Air kolam sudah tenang kembali tapi batu itu tetap ada di sana.

3. Velix Vernando Wanggai anak Ambai, anak Serui, anak Papua asli ditolak dengan alasan bukan anak adat atau anak asli Papua. Sebenarnya itu bukan alasan, tapi alasan paling pokok dan mendasar Velix V. Wanggai ditolak karena ia seorang Muslim. Sehingga, ini fakta penolakan ini secara langsung dan juga tidak langsung menolak kaum Muslim Papua dan kaum Muslim pendatang yang hidup di Tanah Papua.

Ini sangat berbahaya karena kita tidak menjaga dan memelihara kemajemukan, keberagaman, perbedaan, dan tidak membangun solidaritas untuk perdamaian permanen di Tanah Papua Barat dari Sorong-Merauke.

4. Pdt. Petrus Imoliana menghina, meremehkan dan merendahkan martabat masyarakat Serui-Ambai. Pernyataan ini tidak boleh dikeluarkan dari seorang pendeta yang bertugas menjaga, merawat, memelihara dan menggembalakan umat Tuhan dalam satu kesatuan untuk perdamaian Papua, bukan memecah belah dan provokatif dan menyudutkan rakyat Serui-Ambai.

Saya kutip pernyataan Pendeta Petrus sebagai berikut:

HERAN DAN BINGUNG*_

_*Kita tidak perlu urus Ambai, kita Fokus saja ke BTM-CK karena toh Pilkada 2024 kita kalah di Ambai tapi menang di Yapen dengan selisih suara 14.000.*_
_*Suara inilah yang harus kita pertahankan mati-,matian sambil berusaha untuk menambah selisih lebih dari Pilkada 2024.*_

_*Macam Ambai itu Sorga yang menentukan kehidupan kekal k.*_

_*Kita tidak perlu buang waktu untuk membahas Ambai, mari kita Fokus dengan Tuhan dan BTM-CK, bahwa Kepulauan Yapen itu bukan hanya Ambai.*_

_*Kita baru kecewa jika Pilkada 2024, Kemenangan BTM-YB ditentukan oleh Perolehan Suara dari Ambai….Tidak to ?*_
_*90% orang Ambai memilih MARI-YO, tapi kita menang di Kepulauan Yapen dengan Perolehan Suara yang Signifikan karena Peran Relawan, Simpatisan, massa pendukung dan Saksi serta KUALISI PERJUANGAN RAKYAT.*_

_*Jadi kenapa waktu dan energi habis hanya untuk bahas Ambai k ?*_

Terima kasih. Selamat membaca.

Hubula (Lembah Wamena), 23 April 2025

Kontak: 08124888458

Redaksi Saireri.com

Redaksi Saireri.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *