Muspida Jakpus datangi Warga diMess Cendrawasih: kami telah lapor kepada Kantor Staf Presiden agar secepatnya dimediasi dengan Pemprov Papua
JAKARTA, Saireri.com- Usai mengadukan nasib mereka ke Plt. Gubernur DKI Jakarta di Balai Kota Jakarta Senin (24/10), masyarakat Papua yang mendiami Mess Cendrawasih yang terletak di jalan K.H. Mas Mansyur No. 63, Jakarta Pusat, kini mendapat kunjungan Muspida Jakarta Pusat, Rabu (26/10). Rombongan Muspida hadiri pada rabu malam terdiri dari Kapolres Jakarta Pusat Kombes Komarudin, Dandim Jakarta Pusat Letkol Inf Ato Sudiatna, Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma dan Kepala Kesbangpol Taufan Bakri.
Sebelum kedatangan rombongan Muspida Jakarta Pusat, sudah hadir di lokasi Mess Papua anggota DPRD PDI Perjuangan Dapil Jakarta Pusat Wa Ode Herlina, S.I.Kom, MM. Anggota Fraksi DPRD DKI Jakarta tiba lebih awal bersama Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua (IKBP) Jakarta Ayub Faidiban.
“Saya dan teman-teman sengaja tiba lebih awal sambil memantau penyambungan pipa PAM agar penghuni Mess Cendrawasih bisa menggunakan air PAM untuk kebutuhan mereka,” tegas perempuan asal Buton Selatan yang dikenal dekat dengan wong cilik.
Kehadiran rombongan Muspida Jakarta Pusat mendapat sambutan dari perwakilan 224 kepala Keluarga yang mendiami Mess pemberian Presiden Soekarno kepada warga Papua saat Irian (Papua) kembali ke pangkuan ibu pertiiwi pada 1 Mei 1963. Mess ini rencananya akan dikosongkan oleh Pengprov Papua, dan masyarakat Papua yang mendiami Mess ini harus rela meninggalkan rumah yang sudah ditempatinya berpuluhan tahun.
Saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut, Ketua RW 09, Kebon Melati, Marthen Beni Maran, menyampaikan terima kasih atas kedatangan Muspida Jakarta Pusat.
“ Atas nama warga di lingkungan Mess Cendrawasih, saya menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada Muspida yang hadir bersilaturahmi dengan masyarakat Papua yang mendiami Mess Cendrawasih,” tutur Marthen dengan logat Papua yang masih kental.
Sebelum menyampaikan sambutannya Marthrn bersama tua adat masyarakat Papua yang mendiami Mess Cendrawasih, mengenakan ikat kepala bulu burung kepada Muspida dan Pendeta yang hadir malam itu.
“Kita bersilturahmi dalam keadaan gelap, karena listrik belum menyala,” celutuk Marthen mengakhiri sambutannya.
Ngobrol santai penghuni Mess Cendrawasih bersama Muspida Jakarta Pusat diawali dengan doa yang dibawakan Pendeta Guruh Jatmiko Septavianus dari GKI Kwitang.
“Kami merasa dihormati, dimanusiakan. Kalau orang Papua sudah musyawarah para-para adat, biasanya masalah selesai. (Kalau kita duduk bersama) tidak ada masalah yang tidak bisa selesai, termasuk masalah kami ini. Kami mohon perlindungan dari Bapak dan Ibu,” lanjut Ketua RW 09, Marthen Beni Maran.
Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma, menyampaikan penghargaan atas ketertiban dan kesabaran yang ditunjukan warga di Mess Cendrawasih.
“Sesuai dengan kewenangan kami pasti akan membantu,” tegas Dhany.
Sementara itu, Kaporles Jakarta Pusat Kombes Komarudin, menekankan rasa sebangsa kepada semua yang hadir.
“Kita adalah Papua. Papua adalah Kita,” ujar Kombes Komarudin yang disambut tepuk tangan gemuruh dari seluruh warga yang hadir.
Kapolres menjelaskan bahwa tadi sore, dia bersama Dandim, sudah menerima perwakilan warga Mess Cendrawasih, dan sudah memahami kondisi dan aspirasi yang berkembang.
“Hanya saja, karena ini terkait dengan kebijakan Pemprov Papua, maka kami laporkan kepada KSP (Kantor Staf Presiden) untuk secepatnya dimediasi dengan Pemprov Papua.
Anggota DPRD DKI F PDIP Wa Ode Herlina, S.I.Kom, MM menyampaikan bahwa dia sudah mengikuti masalah Mess Cendrawasih sejak lama, sejak perwakilan Mess diminta ke Jayapura. Dan dia sengaja hadir disana pada minggu malam (23/10/2022), sehari sebelum ada upaya pengosongan oleh Pemprov Papua. Untuk memotivasi agar warga sabar dan menghindari bentrok.
“Kita saksikan bersama, pada hari senin (saat satpol PP Pemprov Papua datang) keluarga kita, warga disini, tidak terpancing, dan mengedepankan pencarian mediasi,” lanjut Wa Ode.
Menurut warga, seharusnya Pemprov Papua memberikan penjelasan rencana mereka secara transparan dan disiapkan dengan baik.
Warga menjelaskan, Mess Cendrawasih ini tempat bersejarah dan ada prasasti yang menjadi tanda penghargaan Ir.Soekarno kepada warga Papua atas kembalinya Irian Barat kepada negara kesatuan Indonesia.
Kebanyakan warga awalnya adalah TNI, bahkan ada yang dimakamkan di Kalibata, karena ditetapkan sebagai Pahlawan.
Acara kemudian berlanjut dengan penyampaian aspirasi warga, diantaranya, warga Papua berkeluh kesah, kekawatiran apakah mereka bisa diterima di tempat yang baru, bagaimana dengan pendidikan anak-anak, KJP, bantuan sosial bagi para lansia dan kerja, mata pencaharian kami adanya di Jakarta. Inilah kekuatiran yang menyebabkan mereka ingin bertahan di Mess Cendrawasih.
Sementara itu Ketua IKBP Ayub Faidiban mengharapkan permasalahan ini ditunda dulu setelah tahun baru, agar warga disini bersiap diri dan dapat melaksanakan Natal dengan damai.
Mengakhiri kunjungannya di Mess Papua, rombongan Muspida Jakarta Pusat melihat kondisi Mess Cendrawasih sambil berbincang dengan penghuni Mess.(Redaksi