KINGMI Masehi Indonesia Gelar Syukuran, Rekomendasi Pelayanan Tetap di Wamena
Wamena, Saireri.com- Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (KINGMI) Di Tanah Papua. Kegiatan tersebut digelar di Gedung Tongkonan Wamena Pada Sabtu, (19/03/2022).
Dalam acara ini dihadiri oleh kementerian agama wilayah Papua,Bupati Jayawijaya dalam hal ini Asisten II Jayawijaya,Kapolres Jayawijaya,Ketua Sinode KINGMI Indonesia dan seluruh umat yang ada di Wamena.
Dengan Thema “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat TUHAN (Ibrani 12:14).
Klemens Taran selaku kepala bidang urusan Agama Kristen Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua mengatakan, pengamatan kami di kementerian agama sebagai instansi teknis bahwa Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tanah Papua dan Sinode Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (KINGMI) Di Tanah Papua.
“Kedua Organisasi ini memiliki hak yang sama karena sama-sama sudah melengkapi seluruh dokumen berkenan dengan keabsahan gereja melayani di Tanah Papua”
Yang terjadi selama ini ada perbedaan hanya karena logo tetapi kita tahu bersama dalam perjalanan bahwa Kemenkopolhukam telah memfasilitasi seluruh dokumen kaitan dengan kepemilikan.
“Dokumen negara yang dikeluarkan oleh Kemenkopolhukam secara sah adalah logo itu milik Sinode Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (KINGMI) Di Tanah Papua”.
Kami Kementerian Agama tidak ada kaitan dengan itu, pada prinsipnya logo apa yang mereka gunakan itu adalah kewenangan pihak Gereja
“Kami hanya sebagai instansi pembina mendampingi mereka baik itu KINGMI Papua dan KINGMI Masehi Indonesia”.
Jangan sampai disengketakan kemudian mengorbankan pelayanan, kita arahkan ini sudah digunakan maka yang satu cari logo yang lain.
“Kalau keabsahan penggunaan logo itu yang punya kewenangan adalah kemenkumham”.
Kami hanya pada merekomendasikan Keabsahan organisasi dan kedua organisasi ini kami akui.
Sementara itu Pdt. Natan Tabuni Selaku Ketua Sinode Gereja Masehi Indonesia KINGMI mengatakan, melayani kami seluruh Indonesia, selama ini kami melayani sekitar ada 7 Klasis di Jawa ada 6 Klasis termasuk Kalimantan.
“Sejarah Gereja KINGMI ini cukup lama sebelum ada negara Republik Indonesia (RI) KINGMI sudah ada di Papua”.
Ketua sinode pertama pada tahun 1973 Diangkat sebagai ketua Sinode adalah Pdt.Yosia Tebay dan diwakili oleh Pdt. Obet Komba.
Selama dari tahun 1983 sampai 2005 kami dibawah naungan GKII tetapi karena kepentingan OTSUS ada aturan pemerintah maka kami keluar melalu Konferensi Nasional di Bogor.
Sampai datang kesini dalam keputusan itu mengatakan bahwa kalian boleh pergi tetapi tetap ada dibawah naungan GKII.
Istilahnya Klasis dan Sinode maka kami datang kesini tetapi masih dibawah naungan GKII tetapi Anggaran dasar yang ada adalah KINGMI
maka kami tidak bisa jalan dibawah naungan GKII berarti kami harus buat badan hukum.
Kami ke Jakarta periksa dokumen akta notarisnya 73 dari kementerian mengatak masih bertambah 2 tahun lagi.
Selama 2 tahun ini harus buat akta perubahan, perkumpulan dan salinan maka kita buat seperti yang sudah diminta.
Setalah itu secara resmi kami didaftarkan di kementerian maka akta perubahan sudah ada.
Itu menjadi jaminan untuk kami bisa jalankan.