KETENANGAN DI TENGAH BADAI, PELAJARAN KEPEMIMPINAN BIJAKSANA DARI KAKA MATIUS DEREK FAHKIRI

KETENANGAN DI TENGAH BADAI, PELAJARAN KEPEMIMPINAN BIJAKSANA DARI KAKA MATIUS DEREK FAHKIRI

Ditulis Oleh – Victor Buefar (Pemerhati Politik)

SAIRERI.Com – PSU 6 Agustus 2025 telah usai. Di tengah panasnya suhu politik, penuh hujatan, fitnah, dan makian, Kaka Tuan Matius Derek Fakhiri (MDF) memilih jalan yang berbeda. Beliau tidak tergesa-gesa membalas serangan lawan, tidak terjebak dalam arus emosi yang membara. Beliau berdiri teguh, memilih untuk diam dalam kebijaksanaan dan menunggu hasil resmi dari Mahkamah Konstitusi (MK) Terkait Pengaduan Paslon Satu.

Ini bukan sikap pasif, melainkan wujud kepemimpinan matang yang memahami bahwa kemenangan sejati bukan diukur dari seberapa cepat kita mengklaim, tetapi dari seberapa elegan kita menghormati proses dan hasil yang sah.

Di sisi lain, kita melihat realitas yang berbeda. Kubu lawan, dalam euforia klaim sepihak, membiarkan sebagian simpatisan mereka menjadi pencemooh yang bebas melontarkan kata-kata merendahkan. Perbedaan gaya ini memberi pelajaran penting.

“Pemimpin sejati mampu mengarahkan pendukungnya untuk tetap tenang, sementara pemimpin yang lemah membiarkan emosi massa mengambil alih.”

Sejarah dunia mencatat bahwa kebesaran seorang pemimpin diukur bukan pada saat damai, melainkan di tengah badai.

Filsuf Epiktetos berkata :

“It’s not what happens to you, but how you react to it that matters.” (Bukan apa yang terjadi kepadamu yang terpenting, tetapi bagaimana engkau meresponsnya)

Ketenangan Kaka MDF menjadi bukti bahwa beliau paham betul prinsip ini. Sikapnya mengajarkan bahwa reaksi yang bijak mampu meredam gejolak, sementara reaksi yang emosional justru memperkeruh keadaan.

Namun, ada fenomena yang patut menjadi catatan serius. Isu Tipex yang dibangun Paslon 1 ternyata tidak benar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Fakta ini menunjukkan bahwa retorika mereka lebih banyak dibangun di atas opini dan fitnah, bukan data dan kebenaran.

Firman Tuhan dengan tegas mengingatkan !
“Janganlah kamu membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang.” (Roma 12:17)

Lebih jauh lagi, Yesus sendiri berkata !
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9)

Dari sini kita bisa belajar, bahwa Kepemimpinan Sejati adalah soal pengendalian diri, kebesaran hati, dan kesetiaan pada kebenaran. Kaka Tuan MDF telah menunjukkan bahwa pemimpin yang layak memimpin Papua bukanlah yang teriak paling keras di podium, tetapi yang mampu menjaga ketenangan dan martabat diri di tengah badai politik.

Pesan saya untuk kita, generasi Papua, adalah jelas !

Jangan mudah terprovokasi oleh kata-kata yang memecah belah,

Nilailah pemimpin dari sikapnya saat menghadapi ujian, bukan hanya dari janji manisnya,

Berdirilah di pihak kebenaran, meskipun kebenaran itu membuat kita harus menunggu.

Akhirnya, sejarah tidak akan mengingat siapa yang berteriak paling keras, tetapi siapa yang menjaga integritasnya sampai akhir. Kaka MDF telah memberi teladan itu. Dan kini, giliran kita sebagai rakyat Papua untuk menjaga kemenangan yang sesungguhnya, kemenangan atas kebencian dengan kasih, kemenangan atas emosi dengan kebijaksanaan.

Soli Deo Gloria, Tuhan Yesus Memberkati Tanah Papua

Redaksi Saireri.com

Redaksi Saireri.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *