Kejar Kelompok TPN-PB Egianus Kogoya yang Sandra Pilot, TNI-POLRI Jangan tembak Sembarang Orang Papua Tak Berdosa

Kejar Kelompok TPN-PB  Egianus Kogoya  yang Sandra Pilot, TNI-POLRI Jangan tembak Sembarang Orang Papua Tak Berdosa

Wamena,Saireri.com – Dalam Misi pencarian Pilot asal Selandia Baru Capten Philps Marthen yang di Sandra oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPN-PB OPM) di bawah pimpinan Panglima Komando Daerah Pertahanan (Kodap) III Ndugama Darakma, Brigjen Egianus Kogoya.ditahan pada 7 Februari 2023 lalu.

Dampak dari Operasi militer jangan sampai sasaran utama ke rakyat sipil olehnya itu, kami Gabungan Pemerintah, dan Tokoh Gereja Tokoh,Intelektual, tokoh Pemuda,Mahasiswa dan Tokoh Perempuan harap kan hal itu tidak terjadi kepada Kami Rakyat sipil

Ini dikatakan Enggipilik Kogoya Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga se indonesia ( IPMNI) Kota studi Jayawijaya dalam Keterangan pers kepada awak media di Wamena,Sabtu,(15/4/23)

Ketua DPC IPMNI Kota Astudy Jayawijaya Enggipilik Kogoya mewakili Mahasiswa dari tim Pencari Kebenaran jelaskan pada tanggal 31 maret 2023 keluarga almaruhum Rinanus karunggu datang dari Distrik Mebrok menuju ke wamena, sementara itu anak-anak dari pada keluarga ini menjemput orang tua mereka dari wamena ke Lany Jaya kuyawagi, sementara dalam perjalanan mereka beradapan dengan TNI/POLRI yang sedang beroperasi pencarian pilot asal New Seland itu, Kemudian dapat penembakan brutal terhadap anak-anak tersebut sehingga mengakibatkan yang terkena adalah parina karunggu bagian tulang belakang peluru masih dalam tubuh.

“Pada tanggal 4 April 2023 operasi dari rumah kerumah sampai tanggal 7 April 2023 dapat tangkap 6 orang lalu bawah ke Timika termasuk Parina Karunggu ditembak,”kata Enggipilik Kogoya

Lanjut, Tanggal 10 April 2023 salah satu masyarakat yang bawah keluar ke mimika atas nama Wity unue di siksa hingga meninggal dunia ditangan aparat keamanan dan jenazah almaruhum kirim ke lapangan terbang lanny jaya.
“pada tanggal 11 April 2023 mayat diterima Wakil kapolres Lany jaya dan antarkan jenazanya ke ujung jalan kuyawage, melakukan pemakaman yang dilakukan adalah ketua wilayah Longika Daerah tiom Baptis west Papua bersama hamba-hamba Tuhan lain,”jelasnya.

Kenyataannya,kata dia, tindakan militer Indonesia dalam operasi ini banyak rayat sipil Orang Asli Papua yang korban sia-sia tanpa alat bukti yang jelas. Olehnya itu kami menilai bahwa sasaran operasi TNI untuk membebaskan pilot asal New Zeland tertuju kepada kami masyarakat sipil.

Melihat kondisi ini maka kami pemerintah, tokoh gereja, tokoh intelektual, tokoh pemudah tokoh perempuan dan mahasiswa menyatakan sikap tegas beberapa poin demi keselamatan rakyat sipil khususnya kami Orang Asli Papua yang ada di kampung kampung di beberapa kabupaten daerah Konflik mengharapkan agar jangan kami yang terus dikorbankan karena kami bukan binatang kalau TNI-POLRI dan TPN-PB – OPM mau prang harus jangan jadikan kami warga sasaran ,”katanya

Raga Kogoya Tokoh perempuan mengatakan merasa kesal dengan perbuatan aparat keamanan TNI/Polri lakukan kekerasan terhadap anak sekolah hendak jemput orang tua dari pengungsian, dirinya mengatakan sangat kesal dengan perubahan nama terhadap anak-anak kami, disiksa dibunuh kemudian nama mereka dirubah.
” Ini sangat keterlaluan perilaku aparat, kami sangat sakit hati sekali, kenapa nama mereka harus ruba,”ungkapnya dengan sedih.

Umur juga dirubah oleh pihak TNI/Polri unthy unue sebenarnya 17 tahun tapi dirubah 31 tahun. Sesunguhnya negara harus berhadapan dengan negara.
“Mereka ini masih umur sekolah di kota namun ingin jemput orang tua mereka, mereka bukan anggota TPNPB ,” jelasnya

TNI/Polri sampaikan sejujurnya kepada kami (keluarga) apakah 5 orang masi hidup atau sudah ditembak mati. Negara ini memiliki undang-undang ketika ditahan atau ditangkap harus dilindugi namun disiksa sampai meningal sangat tidak manusiawi.
” semua pihak harus pertanyakan negara ini NKRI, perbuatan diluar hukum dan UUD ,”jelasnya

Kami minta Presiden Joko Widodo,Mentri Hukum Ham dan Panglima segera tarik pasukan Non organik yang bertugas di kabupaten nduga, karena mereka seperti teroris ketemu manusia langsung tembak brutal.
” Rasa kami bagian dari negara ini maka pasukan Non organik harus ditarik, kalo bukan bagian dari negara ini harus buka dialong secara terbuka,”katanya

Alasan Brigen Egianus Kogoya tahan Capten Philps Martens jelas tahanan politik, bukan soal makan dan minum karena itu negara Indonesia buka diri untuk OPM-TPNPB dan rakyat Papua. Bukan bunu rakyat yang tidak tau menahu.

Raga mengatakan kami punya pertanyakan kenapa negara menolak Selandia baru untuk mencari pilot sama sama, ada apa dibalik penolakan ini.
“Itu artinya di mata negara ini orang papua tidak ada hitungan, dia hanya mau ambil alam kekayaan (SDA) Papu,kalo petingi negara ini punya hati harus buka diri untuk orang Papua,”katanya
Ia juga minta lakukan kerja sama antara tiga Pemda Nduga, Lanny jaya dan Pucak Papua bersama TNI/Polri untuk selamatkan warga sipil.

Wakil Ketua I DPRD kabupaten Nduga Alimi Gwijangge mewakili pemerintah lembaga eksekutif mengatakan kami sudah banyak alami persoalan yang dilakukan oleh pasukan Non organik di daerah Nduga sejak 2019 hingga sekarang.
” Yang menjadi korban selama ini bukan hanya mereka yang memegan Alat Negara antara TNI/Polri namun sasarannya adalah warga sipil itu selama ini terjadi baik itu laki laki, perempuan dan anak anak kami punya bukti karena kami sendiri di lapangan,”ucapnya

Dalam penanganan oleh pemerintah pihaknya sering melakukan kordinasi Kapolres nduga, persiapan Kodim nduga di kenyam selama ini namun setelah melakukan penembakan terhadap warga kami belum perna disampaikan kepada pemerintah.
” Setelah mereka lakukan dengan cara cara mereka belum pernah kasi tau pemerintah hanya mayat itu kami ketemu di ibu kota kabupaten nduga kenyam,”ujarnya

Jadi, kata dia, sekarang itu mereka sampaikan mengada ada saja belum pasti, kami ketemu Pemda Lanny jaya (sekda) mereka tidak tau korban terkait anak kami.

Setelah itu kami Tim melanjutkan perjalan ke Kiyawagge namun mayat itu di makamkan(bakar) tanpa ada Family yang disaksikan hanya dengan para hamba Tuhan dan TNI/Polri.

” Setelah melakukan seperti itu pihak TNI/Polri sampaikan ke pemerintah daerah seperti Lanny jaya, nduga maupun puncak Papua supaya diterima keluarga dan di makamkan jenazah secara baik baik,”katanya
Di Kuyawage ada 6 distrik dari 3 kabupaten sehingga harus kordinasi kami kalo ada kematian warganya.

” Kenapa kasih burung Garuda kepada kami lalu tidak percaya kami, Papua ini juga bagian dari Indonesia, Walau kulit kami beda tapi darah kami merah satu, kenapa perlakukan kami seprti ini,” tegasnya.

Ia mengatakan di beberap distrik di nduga warga tidak semua keluar mengungsi sebagian Masi berada di 8 distrik sehingga minta tolong selamatkan warga sipil tidak tau apa -apa.

” Kalo mama -mama,bapa-bapa dan anak anak tolong jagan tembak mereka karena mereka warga sipil, kalo baku tebak dengan senjata itu baru benar laki -laki tapi tembak dan siksa mayarakat sipil tidak tau apa apa ini sangat miris,”jelasnya
Kalo ada kedapatan harus dibawa kenapa dibunuh masyarakat kami warga sipil lalu kami juga tidak tau.
Kejadian pada 4 April ini sudah terakhir jangan lagi terjadi penagkapan tanpa dikasitau pemerintah daerah.

” Ini soal manusia, ini sudah pelagaran Ham berat,”katanya
Kami sudah alami seperti ini dari tahun 60 an sampai saat jadi tidak papa tapi tolong kasitau kalo ada warga kami ketemu atau ditembak.

Ini kami rakyat Indonesia kanapa perlakukan kami seperti itu, kenapa diberikan burung Garuda lalu tidak percaya kami, ini terjadi terakhir.
“Saya tidak temukan indentitas korban sediktpun, Wakapolres Lanny jaya juga tidak atau ini saya prihatin dan sangat sedih sekali, kecuali negara Papua sendiri baru lakukan itu tidak papa,” katanya

Ia juga mengatakan setelah kami naik ke Lanny jaya bersama tim naik kelanny jaya tangal 13 kerin sudah sampaikan untuk segera kembalik 5 orang yang bibawa ke timika melaui bandara negeyagim.
” Keberadaan 5 orang harus kembalikan kepada keluarga, keluarga dengan menunggu,”ucapnya

Diminta untuk bekerja sama para Kapolres 3 kabupaten, 3 Pemda dan lembaga DPRD bertagung jawab untuk kembalikan 5 warga kepada keluaarga.
Ia menegaskan orang nduga tigal diluar lalu buang opini sembarag tidak bole.
” Kalo mau tau datang ke nduga baru lihat rasahkan lalu sampaikan,”tegasnya

Ini Pernyataan Siakap…
1.Kami meminta saat Operasi Militer senyap mencari Pilot AZ menangkap masyarakat sipil atas nama
Wity Unue Umur 17 Tahun Distrik Yal ( disiksa kemudian meninggal dunia dalam tahanan)
Preson Gwijangge Umur 15 Tahun Distrik Mebrok (masih tahanan belum ketahui keberadaanya)
Ependak Karunggu Umur 15 Tahun Distrik Mebrok (disiksa hingga tak berdaya kemudian temukan identitas kartu pelajar sehingga dilepaskan masih menderita )
Cerita Telenggen Umur 25 Tahun Distrik Mume (masih tahanan belum ketahui keberadaannya )
Kejar Murib 15 Tahun Distrik Wolongome (masih tahanan belum ketahui keberadaanya)
Oumeka Tabuni 28 Tahun Distrik Wutpaga (masih tahanan belum diketahui keberadaannya )
Anak dari pada bapak wahyu distrik Kuyawage (masih tahanan belum keberadaanya)
Parina karunggu 14 tahun distrik Mebrok (peluru berkarak dalam sarang tubuh dari tanggal 4 April 2023 –sampai detik ini )

2. TNI/POLRI silahkan kejar pimpinan egianus yang menahan pilot asal island baru itu namun Tidak boleh Melakukan tindakan Kekerasan Terhadap Masyarakat sipil ada di Wilayah Nduga Daerah Yuguru, Alama, Geselama Dan Kuyawagi karena itu daerah yang benar-benar tempat masyarakat kami penghungsi dari 8 distrik yang kosong.

3. Dalam Operasi Militer TNI POLRI Tidk Sewenang Wenang Menangkap Dan Menyiksa masyarakat sipil Serta Merusak Fasilitas Umum, membakar rumah rakyat sipil merampas harta benda di Daerah Kuyawagi yuguru , geselama lari ke alama karena itu mereka bukan musuh Negara mereka ada adalah rakyat Negara republic Indonesia.
4. Perintah Negara Republik Indonesia melalui panglima jederal memerintahkan bahwa operasi pencarian pilot AZ ini dinamakan operasi cartens damai namun kenyataannya dilapangan operasi brutal terhadap rakyat sipil sedang membabi buta.
5. Kami meminta saat Operasi Militer senyap mencari Pilot AZ menangkap masyarakat sipil Apa lagi tembak dengan alat Negara, rakyat yang sedang beraktivitas keluar masuk cari bahan makanan di daerah kuyawagi, yuguru, geselama dan pada umum wilayah nduga pasukan non organic dan organic harus ketahui karena rakyat sipil terbanyak masih ada dihutan-hutan tersebar sehingga mereka butuh keluar masuk mencari bahan makan di kota terdekat seperti tiom dengan berjalan kaki. Apabila ketemu masyarakat di jalan/dihutan sendirian jangan ditembak langsung karena itu mereka semua bukan anggota egianus. Kecuali anggota yang memegang senjata silahkan kejar dan tembak mereka karena itu musuh Negara.
Kehadiran Militer Dengan Kekuatan Yang Tak Terhitung Di kirim Oleh Negara Wilayah nduga bertujuan menyelematkan pilot AZ bukan untuk berburu masyarakat sipil yang sedang beraktivitas wilayah kuyawagi, yuguru geselama, paro pada umum wilayah nduga
Kehadiran TNI/POLRI yang datang kejar egianus sesuai perintah petinggi Negara bukan berburu rakyat sipil yang sedang beraktivitas biasa, masyarakat sipil yang memegang pana tradisional, kapak dan parang bukan cab OPM. Parang, kapak dan panah itu berburu bela kayu dll sehingga tidak boleh tembak langsung tanpa bukti yang jelas.
Pasukan non organik dan organic perlu ketahui bahwa meninjau masyarakat sipil yang tersebar dimana-mana.
demikian pernyataan Sikap ini Guna Untuk Mencegah Hal-Hal Yang Bersifat Merugikan kepada masyarakat sipil yang kena sasaran operasi milter hari ini, jika terjadi hal sama dikemudian hari maka kami akan kembali bertanya sesuai dengan tuntutan kami ini.

Redaksi Saireri.com

Redaksi Saireri.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *