BAHAYANYA DIKOTOMI GUNUNG-PANTAI, KRISTEN-MUSLIM DAN TABI DAN BUKAN TABI (Pagari rumah ini! Jangan biarkan babi hutan masuk! Tembak dia! Bunuh dia!” Dr. Drs. Benhur Tommy Mano, Grime Nawa, 28 Mei 2025)

BAHAYANYA DIKOTOMI GUNUNG-PANTAI,  KRISTEN-MUSLIM DAN TABI DAN BUKAN TABI   (Pagari rumah ini! Jangan biarkan babi hutan masuk! Tembak dia! Bunuh dia!” Dr. Drs. Benhur Tommy Mano,  Grime Nawa, 28 Mei 2025)

Oleh Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman

SAIRERI.Com – Stephen R. Covey dalam bukunya berjudul: “Seven Habits atau 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif” mengatakan:

“Ketika kita atau seseorang membuka mulut dan menyampaikan sesuatu kepada publik, bahwa pada itu kita atau seseorang sedang menyatakan siapa sesungguhnya kita”.

Saya tulis hanya satu contoh dari berbagai bentuk pernyataan kontroversial yang tidak sejuk dan yang tidak mempersatukan dari Saudara Benhur Tommy Mano dan itu yang terbaru:

“Pagari rumah ini! Jangan biarkan babi hutan masuk! Tembak dia! Bunuh dia!” yang disampaikan di ruang publik Grime Nawa, Genyem, Jayapura, 28 Mei 2025.

Ini pencerminan karakter, watak, paradigma, persepsi dan perspektif Saudara Benhur Tommy Mano yang dipertontonkan kepada publik atau rakyat: bahwa inilah saya, lihat saya, dengarlah saya, dan menilailah saya, dan mengertilah saya.

Perlu disadari oleh kita semua ialah kita berada dalam era terbuka, era semakin mengglobal, dan kita sudah berada dalam dinamika komunitas plural dan majemuk. Kita tidak berada di era zaman batu, era 1950-an.

Saya setuju dengan Sobat BTM, “kita pagari rumah ini” tapi pernyataan ini sangat paradoks, karena fakta bahwa Saudara BTM waktu menjadi walikota dua periode pagar Port Numbay sudah roboh dan saudara tidak pernah buat pagar yang baik. Tanah banyak yang hilang dan rakyat Port Numbay tersisih atau terusir dari Tanah milik mereka. Ini ironi kehidupan.

Firman Tuhan Yesus Kristus sangat tegas dan jelas:

“Lukas 16:10 menyatakan, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”

Pada 3 Juli 2025, saya sampaikan pendapat saya:

“Sobat Benhur Tommy Mano, saya ingin sampaikan kepada Anda, Sobat seharusnya sampaikan ide, gagasan dan program untuk lima tahun ke depan kepada rakyat Papua kalau terpilih sebagai Gub Papua periode 2025-2030. Sobat berbicara rasis, provokatif, vulgar, tidak sejuk, dan blunder. Sobat mestinya bangun simpati dengan kata-kata yang baik bukan sebaliknya. Pemilik suara atau voters sudah cerdas. Ingat! Tanah Tabi dan Tanah Papua milik kita bersama bukan milik salah satu orang atau suku. Anda keliru besar dalam komunikasi politik. Inikah watak yang sesungguhnya yang disebut sebagai anak gereja dan anak Tuhan Yesus? Tuhan Yesus sebarkan kasih dan kedamaian bukan kebencian dan kata-kata yang menghina dan merendahkan martabat kemanusiaan teman calon lain dengan mengibaratkan babi liar. Ini yang namanya atau disebut KONYOL”.

Akhir kata, dikotomi orang gunung dan pantai dan orang Islam dan Kristen dan orang Tabi dan bukan Tabi adalah kanker jahat dan ganas yang merusak persatuan rakyat dan bangsa Papua Barat dari Sorong-Merauke dan juga mengancam kedamaian, solidaritas, pluralisme dan kemajemukan di Papua.

Rakyat Papua membutuhkan pemimpin yang menjaga, memelihara dan merawat persatuan, persahabatan, persaudaraan, solidaritas, dan menghargai perbedaan untuk perdamaian permanen di Papua. Rakyat Papua membutuhkan pemimpin yang mampu mengayomi untuk semua suku dan agama di Tanah ini.

Walaupun banyak provinsi boneka Indonesia di Tanah Papua Barat, di Tanahnya orang-orang Melanesia ini, tapi Papua Tetap Satu dari Sorong-Merauke.

Terima kasih.

 

Redaksi Saireri.com

Redaksi Saireri.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *