Kadistrik Abepura Sebut Pendataan Akibat Banjir Untuk Sementara 3005 Jiwa
JAYAPURA.- Pendataan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh banjir yang melanda Kota Jayapura pada 7 Januari lalu, khususnya untuk wilayah Distrik Abepura bakal dilakukan secara detail. Demikian diungkapkan oleh Kepala Distrik Abepura, Dionisius J.A. Deda S.STP ketika ditemui di Abepura, Senin (10/1).
“Sampai dengan hari ke-4, setelah terjadinya musibah banjir di Distrik Abepura, sampai dengan kemarin, kami mendata masih sekitar 3005 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak, (dalam hal ini) berarti ada yang rumahnya kemasukan air dan kerusakan, tetapi per hari ini (senin,red) kami sedang melakukan pendataan lebih detail tentang dampak langsung kerusakan baik kerusakan ringan, sedang dan berat,”ungkapnya.
Dikatakan, selain dilakukan langsung oleh pihaknya, jajaran kelurahan hingga RT/RW, juga diminta untuk melihat secara langsung daerah mana saja yang hingga kini masih tergenang air, serta masih membutuhkan penanganan secara langsung, serta membutuhkan dukungan logistik dalam hal ini makanan, kemudian kebutuhan bayi, ibu dan juga kebutuhan lainnya.
“Untuk sementara kami lakukan pendataan hingga sore hari ini, tim kami jalan, kemudian titik-titik yang masih rawan, tentu saja daerah resapan air seperti kompleks Konya Uncen Bawah, Kelurahan Kotabaru, tentu saja masih berpotensi karean berada di titik yang rendah, kemudian beberapa titik seperti VIM, Kelurahan Wahno itu juga masih ada sungai Sborhonyi yang disana juga masih mengalir air,”katanya.
Selain itu, lanjut Dion, sapaan akrabnya, daerah yang berada di lereng seperti Kelurahan VIM belakang, Kelurahan Wahno, Kelurahan Yobe (Kampung Tiba-Tiba), Kelurahan Awiyo serta Kelurahan Asano (daerah BTN Atas) serta Kelurahan Kotabaru di wilayah Uncen Bawah (Bagian Atas).
Pria yang juga Alumni IPDN ini menyebutkan pembersihan sudah dilakukan, dimana Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura melaksanakan kerja bakti masal, yang mana untuk Distrik Abepura di 8 titik yang dibersihkan.”Pembersihan dilakukan dari jalur protocol hingga jalan kompleks seperti Jalan Nuri, juga dilakukan pembersihan, kemudian badan jalan sepanjang Kali Acai juga dibersihkan sampah dan sendimentasi, serta pengangkutan (ke Tempat Pembuangan Akhir ),”sebutnya.
Menurutnya, pekerjaan yang dilakukan dalam 3 hari belakangan ini sudah membuahkan hasil yang bisa dilihat secara bersama-sama.”Genangan air yang sempat meluap ke jalan, baik di depan SAGA, Grand Abe Hotel, Toko Niaga dan Agro Segar, dimana sekarang sudah didalam drainase (air tidak meluap lagi), tentu saja dengan kerja-kerja bersama, baik Pemkot dibantu oleh instansi lainnya seperti Balai Wilayah Sungai Papua,”imbuh Dion.
Tak hanya itu, koordinasi yang berjalan baik selama ini dengan TNI/Polri terbukti dengan pekerjaan yang dilaksanakan pihaknya, menindaklanjuti rapat yang dipimpin oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jayapura.
“Masing-masing instansi memberikan dukungan personil serta didukung juga oleh organisasi kemasyarakatan yang tadinya bersama-sama dengan kami melakukan pembersihan di titik-titik yang dianggap rawan dan mendapat prioritas, tentu koordinasi yang berjalan solid dan dilakukan secara berjenjang,”bebernya.
Pada kesempatan tersebut, Dion juga menghimbau kepada masyarakat, dimana belajar dari bencana yang terjadi, pihaknya mendapat pelajaran berharga, dimana rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah, hal tersebut terbukti di semua ruas yang dibersihkan ditemukan banyak sampah yang menyumbat drainase-drainase.
Hal ini yang menyebabkan air meluap ke jalan, setelah pihaknya membersihkan 2 hari terakhir, kondisi sudah kembali normal, meski masih ada genangan di Kelurahan Kotabaru, RW 6 kompleks Konya dan juga Kelurahan Asano yang masih tergenang karena drainase yang dibuat terlalu kecil, sehingga terjadi penyumbatan, juga menjadi perhatian pihaknya untuk segera dibersihkan.
“Pemkot sudah menyediakan tempat sampah baik di TPS, pengangkutan sampai ke kompleks-kompleks hanya perlu dibuang ke tempat-tempat yang sudah disediakan pada waktu yang sudah ditentukan,”bebernya.
Dirinya juga membeberkan Pemkot tidak pernah memberikan izin pembangunan diatas drainase, lereng bukit serta daerah rawan lainnya, pemerintah sudah melakukan tugasnya untuk melarang, tetapi karena kebutuhan masyarakat, sehingga pemerintah tidak serta merta membongkar rumah-rumah tersebut.
“Saudara membangun di tempat yang tidak diharuskan, tidak ada ijin dan tidak direkomendasikan untuk membangun kawasan permukiman karena yang ditakutkan ketika situasi seperti saat ini, hujan dengan intensitas yang tinggi, daerah yang saudara tinggal rawan banjir dan longsor, katanya lagi.
Untuk warga dalam hal ini penjual di Pasar Youtefa, Pemkot sudah membangun pasar yang baru, sehingga areal dalam pasar tidak menjadi prioritas, karena pemerintah sudah menyiapkan areal pasar yang baru dan sudah memindahkan penjual untuk berjualan di pasar yang baru.
“Tetapi karena keinginan bapak ibu sekalian untuk tetap bertahan disitu maka pemerintah kota tidak akan melayani bapak ibu yang melakukan aktivitas jual beli didalam pasar yang lama, sehingga saya menghimbau kepada bapak ibu sekalian untuk segera pindah,”pungkasnya.***