Koperasi di Papua Macet Karena Sistem Keluarga Bapa Ketua Koperasi ,Istri Bendahara
Laporan : Mozes Baab
JAYAPURA.SAIRERI.COM,- Staf Ahli Walikota Jayapura, Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Frederika Warawi memukul tifa pertanda menutup dengan resmi Kegiatan Pelatihan Koperasi yang digelar Dinas Perindutrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Jayapura, selama empat hari (23-26/3/2022) di Aula Balai POM Kotaraja Jayapura, Tahun 2022.
Dalam Sambutan mewakili Walikota, Staf Ahli Walikota Jayapura, Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Frederika Warawi berpesan kepada seluruh peserta koperasi yang telah empat hari (23-26/2022) mengikuti materi-materi tentang pengelolaan Koperasi yang baik, agar dapat mengimplementasikan di lapangan.
“Kebetulan saya dulu staf di Bidang Koperasi di Disperindakop Provinsi Papua dan di tahun 2018 kami turun ke daerah untuk mengecek seluruh koperasi di Papua, dan ternyata kendalanya sama yaitu manajemen pengelolaan keuangan tidak berjalan dengan baik. Itu terjadi karena pengelolaan Koperasi itu masih bersifat keluarga, sehingga itu yang membuat koperasi tidak bisa berkembang. ini fakta dilapangan kalau suaminya ketua koperasi, pasti isterinya duduk sebagai bendahara dan itu yang membuat koperasi tidak bisa bergerak maju.” terangnya.
Artinya ketika suaminya ketua kemudian istrinya Bendahara ini yang membuat, semangat untuk berkoperasi itu berkurang. Karena mereka mau menciptakan koperasi koperasi yang baru.
Sehingga kedepan tidak boleh terjadi lagi. Ketika ada hubungan keluarga, akan membuat orang tidak bersemangat dan koperasi itu tidak akan berjalan lancer,”tegasnya.
Kemudian masalah administrasi pelaporan itu, kadang mereka kurang memahami tenantang sitem baru yang dipakai dalam pengelolaan keuangan. Kalau di kota saja agak susah, apalagi didaerah-daerah pedalaman itu sangat minim.
Hal-hal ini yang suda disampaikan oleh peserta dan ini yang harus kita tingkatkan melalui SDM.
Lewat peningtan kapasitas SDm maka akan membuat administrasi pelaporan keuangan yang baik. Karena kalau tidak seperti itu maka bantuan-bantuan dari pemerintah itu tidak bisa mereka dapat.
“saya berharap kedepan benahi system atau struktur tidak lagi menggunakan siten keluarga karena kalau orang liat ketuanya itu suaminya lalu bendahara istrinya lalu sekretaris omnya maka nanti akhirnya uang takor dan koperasi akhirnya putus tidak berjalan,”teragnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Bidang Koperasi Dinas Perindutrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Jayapura, Ahmmad Musa mengatakan pelatihan Perkoperasiaan kali ini focus pada Peningkatan SDM.
“Artinya kita mau ciptakan supaya Koperasi itu taat aturan, yang pertama itu melaksanakan usahanya secara continue dan yang kedua adalah pelaporan, baik itu laporan bulanan dan minimal laporan tahunan yang berupa rapat anggota tahunan,dua poin itu yang kita cita-citakan,”terangnya.
Dijelaskan hal itu dilakukan sehingga monitoring atau evaluasi dari setiap koperasi atau maju mundurnya kendala yang dihadapi itu menjadi sasaran kita dalam membuat kebijakan dan program selanjutnya.
Data sementara menunjukan data Koperasi di Kota Jayapura berjumlah 233 koperasi, dan dari jumlah ini yang masuk kategori aktif itu ada 108, sedangkan yang tidak aktif 125. Lalu dari koperasi 108 yang biasanya melakukan Rapat Anggota Tahunan hamper 45 % sekita 40an koperasi yang melaksanakan rapat anggota.
Terutama koperasi-koperasi yang ada di lingkungan Abri. Kemudian pola pembinaan kami yaitu kami membuka diri untuk setiap koperasi bisa berkonsultasi langsung ke dinas dan kami sangat mengharapkan itu, dan juga kami melaksanakan pendampingan koperasi.
Pada kesempatan itu mewakili koperasi di Kota Jayapura, Sekretaris Koperasi Bina Tuna Sahabat Kota Jayapura, Korneles Watkat berharap kedepan Pemerintah Provinsi Papua dan Kota Jayapura khususnya Disperindakop lebih khusus focus pada sistim pengelolaan keuangan, karena kalau satu dua hari saja untuk menyusun pelaporan keuangan saja itu tidaklah cukup.
Karena bagaimana membuat jurnal umumnya, neraca saldonya, arus kasnya seperti apa, kemudian lapora rugi labanya seperti apa, inikan harus diajarkan. Paling tidak satu hari itu, satu item pelaporan keuangan, itu dilakukan.
Misalnya hari pertama tentang bagaimana penyusuana Jurnal umum, kemudian hari kedua tentang penyusunan neraca saldo, dan seterusnya. Sehingga pemahaman-pemahaman ini tentang system pengelolaan keuangan dapat dimengerti dengan baik dan diyakini pasti bisa kalau dilakukan per masing-masing item.
Menurut Mantan Ketua KPU Keerom itu bahwa, itu harus dilakukan karena apa kekurangan orang di Papua sini adalah, pertama pemahaman SDM. Dimana orang masih berpikir bawha berkoperasi itu untuk mereka mendapatkan bantuan.
Tetapi padahal pengelolaan koperasi itu adalah bagaimana peningkatan ekonomi anggota koperasi itu sendiri.
Dengan cara bergotong royong bekerja sama. Yang kedua adalah system pengelolaan keuangan koperasi, akibat dari cara pengelolaan keuangan yang tidak berstandar sesuai yang disyaratkan oleh Undang-undang akibatnya apa..? ketika satu koperasi atau badan usaha melakukan permintaan bantuaan modal kepada pemerintah, itu ditolak. Karena pelaporan keuangannya tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Maunpun permintaan bantuan modal ke perbankan. Ini hal-hal yang harus dibahas oleh pemerintah.
“saya bandingkan di pulau jawam bali, saya pernah studi banding di Bali, kemudian di Solo tentang system pengelolaan usaha mereka, rata-rata untuk pengelolaan keuangan itu sangat bagus. Sehingga kalau saya bandingkan orang di Jawa dan Papua itu tidak beda jauh hanya pada system pebinaannya yang harus ditingkatkan,”ungkapnya.
Disebutkan kalau pembinaannya bagus maka diyakini OAP maupun Nusantara yang uda berdiam lama di Papua pasti maju dalam usaha ekonomi Kreatif yaitu Koperasi.
Nah itu yang penting, kemudian kedepan diharapkan pemerintah itu serius dalam memberikan bantuan modal usaha. Supaya itu menjadi stimulant perangsang bagi koperasi untuk maju.
“atas nama Koperasi Bina Tuna Sahabat Kota Jayapura, yang bergerak di Ikan Tuna, Simpan Pinjam, Penjualan BBM.Kios serba Usaha. Kami menyampaikan terima kasih kepada Dinas Perindakop Kota Jayapura, yang telah mempercayakan kami dalam bentuk modal usaha, bantuan sembako untuk menambah modal bagi peningkatan kesejahteraan Warga Koperasi,” beber Korneles.**