Anggota DPR RI Komisi XIII Tonny Tesar Kunjungi Rs.Yowari akibat ada dugaan Pelanggaran HAM atas wafatnya Irene Sokoy

Anggota DPR RI Komisi XIII Tonny Tesar Kunjungi Rs.Yowari akibat ada dugaan Pelanggaran HAM atas wafatnya Irene Sokoy

Jayapura,Saireri.Com – Anghota Fraksi Partai NASDEM DPR RI asal Papua dengan tegas menolak segala bentuk penolakan pasien oleh rumah sakit. Hal itu menyusul tragedi meninggalnya Irene Sokoy dan bayinya 17 Nobember lalu, setelah diduga ditolak oleh empat rumah sakit.

Anggota Komisi XIII Fraksi Partai NASDEM, Tonny Tesar yang membidangi Persoalan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) ini mengajak seluruh pihak untuk evaluasi menyeluruh layanan kesehatan demi melindungi hak setiap Warga Negara.

Tonny, menegaskan bahwa tidak ada perlakuan istimewa bagi pejabat dan seluruh rakyat,sama sama harus mendapatkan pelayanan sehat yang sama apa lagi kalau dalam keadaan Emergensi,”ujar Politisi senior Partai Nasdem saat dirinya mengunjungi RS.Yowari Kabupaten Jayapura gunah kroscek dugaan pelangaran HAM yang di lakukan RS.Yowari terhadap almarhuma Irene Sokoy, Rabu (26/11/2025).

Dari hasil kunjungan dilapangan saat berbincang dengan perwakilan manajemen Rumasakit, Ia menegaskan, perlu adanya peningkatan kapasitas rumah sakit agar melayani masyarakat Papua di Kabupaten Jayapura dengan baik.

Sebagaimana diketahui, pada Senin (17/11) dini hari, Irene Sokoy mendapat penolakan dari RS Dian Harapan, RSUD Yowari, RSUD Abepura, dan RS Bhayangkara Jayapura, hingga akhirnya meninggal dalam perjalanan ke RSUD Dok II Jayapura. Insiden ini mendapat kecaman dari Kemenkes yang kirim tim investigasi.

Dari hasil kroscek kepada pihak Manajemen RS.Yowari yang ditrima langsun oleh ibu.Imelda Kalem Kepala Tata usaha, Dokter Yeri Kabid Penunjang dan Kabid Keuangan Ibu.Kreuta mereka menyampaikan kronologi kejadiannya bahwa pihak RS.Yowari menerima Pasien atas nama Ny. Irene Sokoi dengan baik pada tgl 16/11/2025.

Pasien atas nama Irene Sokoy, Tanggal lahir : 18/1/1995
No RM 17 08 27
Alamat : kampung Hobong
Suku : Sentani
Suami : Tn. NCK / 30 thn

•Riwayat ANC
ANC di Posyandu (PKM Khomba)
USG di praktek dr. John Theus,

Pada tanggal 16/11/2025 jam 15.00
Pasien merasa Nyeri diperut tembus ke belakang sejak pagi jam 06.00 wit
Sudah pembukaan 5 cm, Keadaan ibu dan janin baik.

Tanggal 16/11/2025 jam 18.00 wit tiba di VK S :Nyeri perut tembus ke belakang, Tanggal 16/11/2025 jam 20.00 wit Air Ketuban pecah spontan warna hijau pembukaan 8 cm, Jam 20.30 wit keluhan nyeri perut tembus ke belakang.

Jam 20.40 wit naikkan tetesan oxy menjadi 12 tpm Jam 20.50 wit DJJ : 146 x/mnt, Jam 21.10 wit naikkan tetesan oxy menjadi 16 tpm Jam 21.20 wit layani metronidazole 500mg/drips.

Jam 21.40 wit naikkan tetesan oxy menjadi 20 tpm, DC : 139 x/mnt
Jam 21.45 wit reaksi alergi cefotaxime (-), layani injeksi cefotaxime 1 gr/IV Jam 22.10 wit naikkan tetesan menjadi 24 tpm
PDV : pembukaan lengkap 10 cm, presentasi kepala hodge 2-3

Jam 22.30 wit DJS : 119 x/mnt, pasang O2 5 lpm, Gantt cairan RL + oxy menjadi RL 28 tpm, Ibu mengeluh nyeri perut tembus ke belakang dan rasa ingin BAB, Terpasang infus RL 28 tpm, PDV : pembukaan lengkap 10 cm, presentasi kepala, hodge 3, ketuban merembes wanna hijau.

Observasi DJJ, his, TTV, dan kemajuan persalinan anjurkan ibu tidur miring ke kiri, Edukasi pasien tentang kondisi bayi Lapor DPJP, advice : Pasang DC tetap Pasang O2 5 lpm Guyur D50

Jam 23.00 pasien gelisah naik turun tempat tidur Jam 23.05 wit Ganti cairan dan edukasi pasien untuk rujuk ke faskes yang tersedia DPJP, Jam 23.10 wit hubungi dokter jaga IGD untuk membuat surat rujukan Dokter jaga IGD. ke VK : KIE keluarga kondisi saat ini dan resiko jika di rujuk serta SOP merujuk ( RS yang dituju ACC kemudian diantar) Jam 23.45 wit Gantl cairan.

Tanggal 17/11/2025 Jam 00.00 wit hubungi RSDI-I, belum ada jawaban
Hubungi sopir ambulance (posisi sopir ambulance yang akan merujuk berada di rumah.

Jam 00.25 ganti Cairarl RL 28 tpnı
Jam 00.30 wit menuju RSDH. Sambil menunggu konfirmasi dari RSDH
Dalanı perjalanan di sekitar tanjakan gunung merah balasan dari RSDH via WA : lanjut ke faskes berikutnya karena ruang perawatan kelas 3 dan ICU full. Telfon Kembali DPJP advice : antar saja ke RSDH dan edukasi keluarga TTD tentang ruangan.

Tiba di RSDH, diarahkan untuk lanjut ke faskes berikut dengan alasan ruangan kelas 3 full, ICU full dan dokter anastesi tidak ada yang stanby. Lanjut ke RS Abepura, Jam 01.42 wit dianjurkan lanjut ke faskes berikutnya dengan alasan ruang operasi tidak bisa dipakai karena dalam tahap renovasi.

Melanjutkan perjalanan ke RS Bhayangkara, Keluarga pasien di edukasi jika ruangan kelas 1, 2 dan 3 full. Yang tersedia Cuma ruangan VIP dan ADMnya harus di DP 3-4 juta
Keluarga pasien menyatakan tidak sanggup karena tidak ada uang.
Jam 02.10 wit TTV di RS. Bhayangkara pasien sudah sangat ııyeri perut, sesak, dan Lanjut ke faskes berikutnya Melanjutkan perjalanan ke RSUD Dok II dalam perjalanan di sekitaran Skyland pasien kejang. mengeluarkan busa pada mulut dan hidung, diputuskan untuk Kembali ke RS Bhayangkara, di RS.Bhayarigkara pasien di RJP, tepat Tanggal 17/11/2025 Jam 02.42 wit pasien dinyatakan meninggal,” ini merupakan hasil Kroscek saya sebagai Wakil Rakyat yang membidangi Hukum dan HAM di lembaga Legeslatif ke Rumah Sakit Yowari ungkap Tonny Tesar kepada awak media Rabu (26/11/2025) di Jayapura.

Mantan Bupati Kabupaten Kepulawan Yapen ini mendukung investigasi transparan dan sanksi tegas jika ditemukan pelanggaran. Selain itu, evaluasi menyeluruh layanan kesehatan di Papua juga didorong, termasuk pengawasan implementasi perda kesehatan agar tidak ada lagi penolakan pasien karena alasan administrasi maupun biaya.

Usai lakukan Pantawan ke RS.Yowari Tonny di dampingi Istri dan beberapa Staf melanjitkan perjalanan mengunjungi Keluarga Almarhuma Irene Sokoy di Kampung Hobong dan kampung Kenso sekalian kunjungi Makam almarhuma

Tonny beserta seluruh Anggota Fraksi Nasdem dan Komisi XIII DPR RI turut menyampaikan duka cita atas meninggalnya Irene Sokoy dan bayinya kami berkomitmen mengawal perbaikan sistem layanan kesehatan untuk menjamin pelayanan adil dan tanpa diskriminasi bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya di Papua. (Redaksi)

Redaksi Saireri.com

Redaksi Saireri.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *