Seniman dan Budayawan Asli Papua Kesal atas tindakan (BBKSDA) Papua atas Aksi Pembakaran Mahkota Burung Cendrawasih
SERUI,Saireri.com – Tokoh Seniman Papua asal Serui Kabupaten kepulauan Yapen Robby Sawaki menanggapi video pemusnahan atribut mahkota Burung Cendrawasih yang beredar luas di media sosial oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua pada 20 Oktober 2025. Dikatakan Sebagai seniman senior Orang Asli Papua tentunya menyesali tindakan pemusnahan mahkota burung cendrawasih yang dinilai merupakan identitas budaya dan kultural orang asli papua.
Robby mengatakan bahwa Kalaupun telah di sita hendaknya pihak (BBKSDA) jangan membakarnya seperti yang terlihat dalam vidio yang beredar luas di media sosial. pembakaran mahkota ini merupakan tindakan pelecehan dan melanggar nilai-nilai Adat dan Budaya Orang Papua.
“Mestinya (BBKSD) sebelum mengambil keputusan untuk Membakar Atribut Adat Orang Asli Papua harus Berkordinasi dulu dengan Lembaga Majelis Rakyat Papua (MRP), Akademisi Uncen bidang Antropologi budaya atau Dewan Adat Papua (DAP) dan (LMA) agar mendapatkan masukan yang baik yang di kaji dari sisi Kultur orang Papua,”ungkap Robby Sawaki salah satu seniman senior tanah Papua kepada insan Pers di Serui Kamis (23/10/2025).
Baginya mahkota burung Cendrawasih yang telah di sita alangkah lebih baik di simpan atau baiknya di taruh di Museum: tempat penyimpanan koleksi benda-benda seni, sejarah, dan budaya yang memiliki nilai penting.
Kepada pihak yang sudah ikut dalam pembakaran ornamen adat tersebut dengan dengan BBKSDA dalam video pembakaran mahkota burung cendrawasih perlu melakukan permohonan maaf kepada masyarakat papua atas kejadian yang terjadi.
“saya pikir kejadian ini menjadi Pelajaran berharga dan Catatan penting buat semua lembaga Institusi yang bekerja di atas tanah papua,”tegas Robby Sawaki.
Ia juga menghimbau agar Masyarakat Adat Papua khususnya yang suka memburu burung cendrawasih untuk di jual dan jadikan mahkota ,agar tidak lagi lakukan perburuan liar tersebut.
Dan apabila ada yang melihat perburuan cendrawasih segera di laporkan ke dewan adat setempat untuk mendapat sangsi hukum adat.
Jika kita mencintai Budaya kita di Papua maka biarkan burung Cendrawasih itu hidup di atas tanah papua agar 50 tahun akan datang anak cucu kita masih mendengar suara burung endemik khas Papua bernyanyi.
Burung Cendrawasih merupakan simbol 6 Provinsi di Tanah Papua, burung Cendrawasih dianggap sebagai lambang keindahan dan kebanggaan masyarakat Papua, serta menjadi bagian dari identitas budaya mereka. Sementara itu, di Provinsi Papua Barat Daya, burung Cendrawasih juga menjadi bagian dari lambang provinsi, menunjukkan kekayaan alam dan budaya daerah tersebut,”tutup Robby Sawaki

