Cucu Guru Injil Pertama GKI di Papua, “PETRUS KAFIAR” berpesan para Pendeta lupakan perbedaan, bergandengan tangan Berdoa serahkan seluruh persoalan PSU kepada KPU dan Bawaslu

Jayapura,Saireri.com – Melihat situasi Politik di Provinsi Induk Papua yang semakin Gaduh akibat dari Pengaruh Pemungutan suara ulang (PSU) tanggal 6 Agustus lalu dimana masing masing Tim Kandidat dari kedua Pasangan BTM-CK dan MDF-AR yang saling mengklaim kemenangan dan berdampak pada aksi aksi unjuk rasa yang di lakukan oleh beberapa Warga masyarakat dan melibatkan Para Pendeta dan Hamba Tuhan dalam menyikapi hasil PSU membuat beberapa Pendeta dan Tokoh masyarakat Papua anggakat bicara.
Yang mana Selasa 12 Agustus 2025 bertempat di Kediaman Bapak Pdt.Yulianus Worabai berkumpullah para Tokoh Gereja dan Tokoh masyarakat untuk menyikapi persoalan tersebut yang menjadi pembicaraan hangat terkait dengan keterlibatan Pendeta dan Hamba Tuhan dalam aksi aksi Demo tersebut olehnya itu
Cucu dari Guru Injil Pertama GKI di Tanah Papua Petrus Kafiar yaitu Pdt. Nabat Manufandu S.Th. Mantan ketua klasis supiori utara, juga mantan Sekretaris Departemen Diakonia tingkat Sinode GKI mengatakan, Merasa prihatin tapi juga ada pengharapan yang besar di dalam Tuhan yang mampu mengubah segala sesuatu.
Kita semua orang percaya secara khusus orang Kristen yang telah menunjukkan iman kita dalam menyukseskan seluruh Agenda Negara yaitu tahapan Pesta Demokrasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) calon Gubernur Papua yang di ikuti oleh Kedua pasangan anak Asli Papua Matius Derek Fakiri, Ariyoko Rumaropen dan Benhur Tommy Mano, Costan Karma pada tanggal 6 Agustus telah usai dengan baik, ini tidak terlepas dari campur tangan Tuhan melalui Pemerintah baik Pusat maupun Daerah dengan menyediakan Anggaran yang begitu besar demi untuk mendapatkan calon pemimpin rakyat Papua yang baik bagi,” ungkap Nabot Manufandu.
Olehnya itu Pdt.Nabot Manufandu sebagai anak GKI asli, cucu dari Guru Injil Pertama di Papua, Petrus Kafiar, menyampaikan pesan Pastoral atau pesan Damai kepada semua lapisan masyarakat juga Pemerintah Daerah maupun Polri-TNI dalam kebersamaan kita yang telah terwujud selama ini dengan baik sehingga kita semua sepakat menjadikan tanah Papua sebagai tanah damai sehingga, ketika kita telah melangsungkan pesta Demokrasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) maka ini saatnya Iman kita Moral kita sebagai orang percaya apapun agama kita Kristen Islam,Buda, Hindu baiklah kita melihat Segala persoalan dengan pandangan keyakinan kita masing-masing.

Pada intinya pesta Demokrasi telah selesai sehingga kini saatnya kita bergandengan tangan kembali bersama sama tinggalkan Perbedaan soal Siapa yang menang atau siapa yang kalah, saya pikir ada lembaga yang nanti menetapkan yaitu (KPU) sehingga kita menyerahkan sepenuhnya kepada KPU dan Bawaslu sebagai lembaga yang ditetapkan oleh negara untuk menyelenggarakan pemilihan umum biarkan mereka bekerja sesuai petunjuk Undang- undang tidak perlu kita menaruh rasa curiga yang berlebihan kepada penyelenggara,” ungkap Pdt.Nabot
Yang berikut berkaitan dengan Pemerintah dan masyarakat sesungguhnya Pemerintah kita mulai dari tingkat Pusat Presiden sampai para Menteri dan Gubernur atau siapapun pejabat yang sedang dipercayakan untuk melaksanakan tugas pemerintahan di Provinsi Papua secara khusus, kita harus percayakan mereka, karena negara tentu menunjuk mereka berdasarkan kwalitas untuk melaksanakan Program pemerintah karena mereka punya kemampuan untuk melayani orang banyak, kita harus mendukung mereka bukanya menaruh curiga yang berlebihan dan hujat mereka ingat bahwa Pemerintah adalah wakil Allah di dunia.
Berikut yang ingin saya sampaikan adalah kita belajar untuk selalu merendahkan diri mengakui kelebihan orang lain di dalam kehidupan kita, karena nilai-nilai itu ada tertanam dalam iman kita sebagai orang Kristen. Nah kalau kita telah menyelenggarakan pemilihan ulang maka ini tanggung jawab kita bersama-sama untuk menjaga kebersamaan jangan kita saling hujat dan menuduh satu dengan yang lainnya karena dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat, sebagai umat Tuhan kita harus beriman bahwa calon yang kita pilih pasti Tuhan berperkara untuk memilihnya, bukan kita memaksa kehendak kita dengan cara melakukan unjuk rasa,” kata Nabot.
Kalau diantara kita ada yang merasa dicurangi dengan bukti bukti yang cukup, bukan kita harus mengerahkan kekuatan warga jemaat atau masyarakat lainya untuk lakukan Demo yang dampaknya merugikan masyarakat banyak, tetapi bawa seluruh temuan temuan tersebut kepada lembaga penyelenggara yang berwenang seperti Bawaslu,KPU dan aparat penegak hukum lainnya untuk di proses secara Hukum,”ungkap mantan Ketua Klasis Supiori Utara.
Dirinya sangat berharap sekali dalam kebersamaan mari kita bergandengan tangan bersama-sama kita tidak lihat lagi perbedaan antara kita baik Pendukung BTM maupun MDF tetapi sebagai sesama orang Papua juga sesama anak bangsa dalam negara kesatuan Republik Indonesia kita harus saling mengasihi, merangkul dan menjaga demi kemajuan kita bersama
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Saireri, Alex Baransano mengajak Masyarakat khususnya masyarakat Saireri dan Tabi yang berada di Provinsi Papua kita harus tunjukan bahwa kita adalah Provinsi induk yang sudah lebih duluh mengetahui proses demokrasi dari beberapa Provinsi lain yang baru mekar di tanah Papua olehnya itu kita harus menunjukkan satu teladan Apalagi kita juga menjadi Barometer bagi seluruh Provinsi ditanah Papua.
Olehnya kita harus merenungkan hal itu baiknya kita lebih dewasa dalam melihat pemilihan Gubernur wakil gubernur saat ini berjalan dalam proses yang lebih baik yang medatangkan damai bagi semua orang sesuai dengan prinsip Iman kepercayaan kita masing-masing ,” ungkap Alex Baransano kepada awak media.
Hal yang sama disampaikan, Ketua 1 PGPI Provinsi Papua, Pdt. Yulianus Warobay, SE.MM mengatakan, selaku tokoh Gereja sebagai Wakil Ketua 1 PGP Provinsi yang membawahi 9 Kabupaten memberikan pencerahan kepada seluruh rakyat di Papua bahkan juga khusus kalangan lintas Gereja, kita percaya bahwa semua yang sudah kita lakukan lewat Calon Gubernur yang sudah kita pilih lewat penyaluran hak suara di TPS
Sebagai tokoh Gereja Yulianus memberikan saran agar sebagai hamba Tuhan dan Imam tugas kita adalah Berdoa supaya sampai pada keputusan atau penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih yang nanti akan umumkan pada tanggal 16 Agustus di dalam Pleno KPU Provinsi, sebagai hamba Tuhan saya mengharapkan supaya kita mengawal aspirasi kita bahkan juga pilihan kita yang sudah kita pilih masing masing.
Kita harus berjiwa besar menjaga netralitas kita sebagai Hamba-hamba Tuhan sehingga tidak saling mengkritik dan tidak saling menjatuhkan, tetapi tugas kita bagaimana kita berdoa untuk kedamaian Papua, kita berdoa untuk sesama denominasi Gereja untuk kita mengawal bersama hingga saat penetapan pleno siapapun juga yang terpilih sebagai Gubernur kita memberikan dukungan.
Sehingga kenyamanan Papua bisa damai dan juga wujud daripada apa yang sudah ditaruh oleh Tokoh-tokoh pendiri yang meletakkan dasar kebenaran hak itu yang harus kita pegang sebagai kekuatan kita. Yang kedua Sebagai Hamba Tuhan juga pendeta saya juga mengingatkan kepada seluruh teman-teman dan rekan-rekan pendeta di seluruh Tanah Papua khususnya di kalangan aliran Pantekosta, bahwa kita tetap tenang, tetap Berdoa dan kawal supaya aspirasi dan dukungan yang kita berikan betul-betul kita membuktikan bahwa Papua memiliki ciri khas yang berbeda, karena kita sudah memberikan apa yang menjadi dasar yang begitu Koko di atas tanah Papua, tanah yang diberkati oleh Tuhan.
Saya berharap bahwa semua dukungan dari pihak lintas Gereja maupun kalangan Gereja yang sudah kita salurkan itu betul-betul kita menjaga karena satu suara pun juga itu adalah suara Tuhan yang di mana Tuhan amanatkan kepada kita untuk kita memberikan dukungan kepada calon kandidat.
Sebagai pendeta dan juga sebagai Wakil ketua PGP Provinsi saya memberikan dukungan kepada Pj. Gubernur provinsi Papua dalam hal ini bapak Agus Fatoni di mana pemerintah pusat mempercayakan beliau untuk bisa kembali sebagai pejabat Gubernur Papua yang dalam beberapa bulan ke depan menjalankan tugasnya menyukseskan Pemungutan Suara Ulang Gubernur Papua dengan mengatur anggaran yang sangat minim di kelolah Pemerintah Daerah Provinsi Papua terutama anggaran untuk masyarakat yang sudah terkuras habis oleh proses PSU ini dan beliau Pa Fatoni yang lebih paham terkait dengan pengunaan anggaran daerah makanya ditugaskan Mentri dalam Negri untuk menangani Papua,”ujar Mantan Kepala Rumah tangga Gubernur Papua Pdt.Yulianus Worabai kepada wartawan
Ia juga berharap tidak ada tidak ada sanggahan-sanggahan atau kecurigaan masyarakat terhadap Pa Fatoni yang di dipercayakan oleh pemerintah pusat untuk melaksanakan penyelenggaraan PSU dan beliau adalah Gubernur yang betul-betul netral, memberikan dukungan kepada semua orang Papua termasuk dua paslon yang dipilih oleh masyarakat.
Untuk kita sebagai Hamba Tuhan juga sebagai Pendeta mari kita bersatu mengawal dan kita berdoa agar suara kenabian kita dapat di dengar umat Tuhan ditanah Papua demih menciptakan Papua sebagai tanah Injil, jangan ada perbedaan di antara kita sesama hamba Tuhan akibat Pemilihan Kepala daerah ingat bahwa Politik tidak mengandung janji tetapi Injil itu yang mengandung Janji kehidupan yang Kekal
Papua tetap solit tidak dipengaruhi dengan hal-hal yang yang menciptakan keretakan diantara umat baik Agama yang satu dengan agama PETRUS KAFIAR”yang lain tetapi kita semua adalah satu payung di mana kita adalah warga negara yang baik memberikan dukungan kepada calon pemimpin kita adalah sama sama putra terbaik terbaik paslon nomor 01 maupun paslon nomor 02 itulah yang dipercayakan oleh masyarakat untuk Pimpin Papua 5 tahun kedepan. (Redaksi)