Keret Karubaba dari Ambai minang Perempuan Paiki dari teluk Ampimoi di Polimak Kota Jayapura
JAYAPURA.Sareri.com – Papua dikenal dengan adat istiadat serta budaya yang sangat kental, dan terus dipertahankan oleh generasi anak cucu turun temurun setiap suku di Papua.
Di Wilayah Adat Saireri secara khusus suku Ampari Ambai di Kepulauan Yapen keret besar Karubaba melakukan tradisi budaya adat peminangan dari pihak keluarga laki-laki Firdaus Karubaba, kepada pihak keluarga Perempuan Paulina Paiki, yang berlangsung di rumah pihak perempuan di Polimak II Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura, Jumat, (9/6) 2023.
Mewakili keluarga laki laki yang tertua dari keret Karubaba, Pastor Indra Karubaba kepada saireri.com mengatakan bahwa, prosesi peminangan dari keret besar Karubaba yang berasal dari Pulau Ambai kepada keret Paiki yang berasal dari teluk Ampimoi berlangsung dengan baik aman dan lancar.
“jadi kita khusus suku atau marga Karubaba, ini kita ada punya seperti Raja, atau Ondoafi makanya peminangan seperti begini kami datang dengan yang dituakan, kebetulan kita yang dituakan di Marga Besar Karubaba, jadi prosesi peminangan ini khusus untuk marga Karubaba, kami yang atur” terangnya.
Disebutkan bahwa dalam prosesi peminangan itu, tidak membawa harta yang banyak, karena harta berupa piring atau uang akan diantar pada saat pengantaran mas kawin.
“kita tidak bawa harta yang banyak, biasanya tidak sampai 50 piring dan uang cuman 10 juta karena yang selebihnya nanti pada saat pengantaran Mas Kawin. “ terang Indra.
“Jadi tadi kita dari Dok 8 ke arah Polimak II ini membawa piring kurang lebih sekitar 77 piring besar, dengan nilai uang Rp. 10.500,000,-, (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah) dimana sesuai adat kami, tidak bedakan uang susu dengan mas kawin. Hanya uang ketok pintu dan uang minang, itu yang tadi kita antar,” Jelasnya.
Lanjut pastor Indra menjelaskan bahwa, Setelah prosesi peminangan ini, nanti gereja yang mengawal sampai pemberkatan pernikahan.
Kemudian setelah pemberkatan pernikahan, pihaknya belum bisa antar mas kawin dulu.
Karena menurut adat dan budayanya harus ada anak dulu.
“jadi kalau sudah ada anak 1, baru kita kumpulkan harta untuk mas kawin,” ungkapnya.
Untuk Mas kawin ini juga saat di antar ke pihak perempuan, nanti dibagi dua, untuk keluarga perempuan.
“ Mas kawin ini kita bagi dua lagi, untuk bapanya sendiri dan mamanya sendiri, jadi misalnya kita antara uang 100 juta dengan piring sejumlah 500 buah, maka tata cara pembagiannya nanti uang itu 60 untuk mamanya pengantin wanita dan 40 juta untuk bapak dari pengantin wanita,” jelasnya.
Begitu juga piring 60-40 , jadi kita antar sudah lansung dibagi, dan itu budaya kita dan khusus untuk marga Karubaba tetapi secara khusus kita dari Yapen.
Nah setelah pengantaran mas kawin masih ada satu acara lagi yaitu RA, yaitu pengantaran perkakas dapur. Tujuannya supaya si pengantin ini suda punya dapur sendiri, dia tidak perlu pake perkakas dapur milik mertuanya lagi, dia punya rumah sendiri, jadi biasanya itu kita antar piring makan , sendok, kompor lemari, tempat tidur dan lain-lain.
“ itu alurnya prosesi Peminangan, Pemabayaran Mas Kawin dan Pengantaran Perkakas Dapur, tiga ini harus jalan sampai selesai. Setelah itu nanti kalau mereka sudah punya anak ada pengguntingan rambut itu beda lagi,” bebernya.”.
Biasanya marga terdekan yang ikut memperkuat jalannya prosesi adat itu. Marga Karubaba ada lima tingkatan yang tertua, ada keluarga dari mama, terus keluarga terkait dari Opa, keluarga dari Noken itu biasanya semua ikut terlibat langsung.
Sementara dari pantauan media ini, sekitar 7-10 marga yang ikut dan masing-masing keluarga ini datang dengan membawa harta piring. Dan setelah pulang dibayr dengan makanan mentah seperti pisang, keladi, sagu, ikan dan lainnya.
Hal itu dilakukan sama seperi zaman dulu, apa yang telah dilakukan oleh para leluhur nenek moyang suku Saireri. Namun seiring dengan zaman perkmbangan maka biasanya dibayar dengan beras satu karung, minyak goring, dan sembako lainnya. Ada juga dibayar dengan memberikan cendra mata beruapa kain, atau barang lainnya.
Sebenarnya tidak wajib dikembalikan tetapi itu sebagai tanda rasa ucapan syukur rasa terima kasih menghargai piring yang dikasih.
Inti dari acara peminangan ini, itu menghormati perempuan , menghormati mama yang melahirkan , itu inti dari acara tersebut.
“ kita datang minang karena mama pernah bertarung nyawa selama Sembilan bulan. Jadi kita masuk harus minang dengan sopan. Kemudian tujuan yang kedua adalah untuk mempererat kekerabatan,” Tutup Pastor Indra karubaba. (zes)